Senin, 15 Juli 2013

REVIEW: Despicable me 2

Sebagai subsidiary Universal Pictures di divisi animasi selepas perpisahan mereka dengan Dreamworks, Illumination Entertainment memang hanya punya ‘Despicable Me’ sebagai franchise terkuatnya. Ada dua animasi lain (satunya semi animasi) di tengah-tengahnya, ‘Dr. Seuss’ The Lorax’ dan ‘Hop’ yang juga cukup sukses, namun keduanya jelas belum mampu menyaingi kesuksesan ‘Despicable Me’ di tahun 2010. Mereka menciptakan keajaiban lewat karakter ‘The Minions’, makhluk-makhluk mini berwarna kuning yang melibas habis semua karakter utama para manusia yang sebenarnya cukup potensial di animasi itu. Tak peduli betapa annoying-nya tampilan mereka yang disuarakan langsung oleh duo sutradara Pierre Coffin dan Chris Renaud, bahkan melebihi dominasi Scrat sebagai karakter distraksi yang tanpa diduga berkembang sama besar seperti franchiseIce Age’.

DM23

            Therefore, in its 2010’s predecessor, this was really not a good balance. Walau mendapat review-review positif dari banyak kritikus dan meraup kocek gede di box office-nya, ‘Despicable Me’ jadi terasa tak benar-benar utuh dan hampir sepenuhnya tertutup oleh dominasi ‘The Minions’. To some, it might be easily forgettable. Tapi dalam masalah jualan, jangan ditanya. Pengembangan sekuelnya menunjukkan sebuah ‘power of selling’ dari pengamatan bisnis yang cermat. ‘The Minions’ yang bakal melaju lebih jauh di spin off-nya tahun depan jelas jadi daya jual tinggi yang mereka manfaatkan dengan tepat. Jauh sebelum tanggal rilisnya, mereka menaikkan level kelucuan ‘The Minions’ lewat gempuran teasers yang terus terang, sangat menarik. Dan oh, we knew later on, bahwa karakter-karakter utama yang tenggelam itu tetap dimunculkan di sekuel ini. Sekarang pertanyaannya tinggal satu. WillThe Minionssteal the whole show all over again, atau ada usaha untuk meracik kombinasinya sebagai instalmen yang lebih seimbang?

DM21

            Hilangnya sebuah laboratorium rahasia yang ditarik oleh mesin magnet raksasa membuat The Anti-Villain League (AVL) segera melakukan investigasi. Pasalnya, laboratorium itu tengah meneliti cairan kimia untuk membuat makhluk apapun berubah menjadi mesin penghancur, dan mereka memerlukan mata-mata untuk melacaknya. Pilihan mereka jatuh pada Gru (Steve Carell), penjahat insyaf yang kini menjadi bapak dari tiga anak yatim piatu Margo (Miranda Cosgrove), Edith (Dana Gaier) dan Agnes (Elsie Fisher) bersama The Minions plus tangan kanan Gru, Dr. Nefario (Russell Brand) yang dipekerjakan di pabrik jelly bawah tanah milik Gru. Agen AVL Lucy Field (Kristen Wiig) pun diutus untuk membawa paksa Gru pada atasannya, Silas Ramsbottom (Steve Coogan). Gru yang awalnya menolak merubah pikirannya setelah Dr. Nefario meninggalkannya untuk mengejar karir kembali sebagai penjahat. Tugas undercover bersama Lucy pun dimulai di sebuah mall yang dicurigai sebagai kamuflase sang pelaku. Gru yang pelan-pelan mulai menyukai Lucy langsung mencurigai pemilik restoran Eduardo (Benjamin Bratt) yang diyakininya sebagai mantan penjahat super bernama El Macho, yang dulu hilang di sebuah kawah berapi tanpa menyadari satu-persatu Minions-nya mulai diculik secara misterius. Sementara Margo justru jatuh cinta dengan Antonio (Moisés Arias), putra Eduardo , dan penyelidikan AVL malah mengarah pada Floyd Eagle-San (Ken Jeong), pemilik toko wig di mall itu.

DM24

            Tak seperti ‘Cars 2’-nya Pixar yang merubah total template sekuelnya, ‘Despicable Me 2’ masih belum meninggalkan tone spy movies dengan bombastisme fantasinya, namun kali ini dengan perubahan karakter Gru dari villain menjadi seorang agen rahasia. ‘The Minions’, sebagai kekuatan utama yang mereka sadari secara penuh tentu masih sangat menonjol sekaligus dalam versi mutan ganasnya, evil minions, serta benar-benar lebih lucu ketimbang badly annoying, termasuk ke sempalan lagu-lagu plesetannya, namun hal terbaik dalam instalmen ini adalah bahwa Coffin dan Renaud tak lantas melupakan porsi Gru beserta Margo, Edith dan Agnes sebagai karakter-karakter utamanya.

DM25

              Skrip yang tetap ditulis oleh duo Cinco Paul dan Ken Daurio malah menambahkan dramatisasi father to daughters melanjutkan ending predesesornya yang membuat mereka tak lagi tenggelam oleh The Minions. Karakter baru Lucy Field yang disuarakan Kristen Wiig (Wiig juga salah satu pengisi suara karakter berbeda di instalmen pertama) dalam part awkward lovestory-nya dengan Gru juga ditampilkan cukup menonjol, sementara Eduardo, Antonio hingga Eagle Floyd-San dan Dr. Nefario pun tak juga jadi karakter numpang lewat yang serba tak penting. Semua digagas pas pada porsinya, dengan sisi lovable para karakternya termasuk The Minions yang berhasil digali lebih ketimbang serba janggal dan annoying di film sebelumnya. You think the trailers spoil everything, but there’s always some more.

DM211

         So, lebih dari level kelucuan dan adegan aksi seru yang semakin memuncak bersama gimmick 3D yang sama baiknya dengan predesesornya, poin terpenting dalam ‘Despicable Me 2’ untuk tampil sebagai sekuel berbeda adalah sebuah keseimbangan yang tertata dengan baik bersama plot barunya. Being a different and much better sequel, it has succcessfully created the maximum fun to its audience from all ages. Tak usah heran kalau tak seperti film pertamanya dulu, merchandise-nya sekarang mendadak jadi buruan panas bersama hype yang meledak dimana-mana. And I’m gonna leave you with one tips. Jangan buru-buru meninggalkan bioskop, karena masih ada additional scene ulah para Minions yang luarbiasa lucu bergulir bersama end credits-nya, yang akan membuat kita semakin tak sabar untuk mengulik lebih tentang sejarah The Minions di spin off-nya nanti! (dan)

DM212 
sumber : http://danieldokter.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar